The Girl Who Drank The Moon - Kelly Barnhill
Judul : The Girl Who Drank The Moon
Penulis : Kelly Barnhill
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Jumlah Halaman : 397 hlm
2017
Tentang pengorbanan ...
Tentang persahabatan ...
Tentang kasih sayang ibu ...
Tentang keberanian dan ketulusan hati ...
⛧⛧⛧⛧⛧
Seorang anak harus dikorbankan setiap tahunnya untuk dipersembahkan kepada penyihir yang berada di hutan.
Bayi termuda pada bulan pengorbanan tersebut lah yang akan dipilih dan ditinggalkan di tengah hutan.
Kepercayaan yang membuat warga di daerah tersebut menjadi penakut, penurut, patuh dan menjalani kehidupan yang membuat mereka semua mati rasa dan menumpulkan otak mereka.
Membuat para tetua (bisa dibilang semacam pemimpin atau penguasa di daerah tersebut) menjalankan aturan tanpa halangan.
Hingga di tahun tersebut, ada seorang ibu yang menjadi kehilangan kewarasannya karena bayinya direnggut paksa darinya, ada seorang pemuda yang merasa ketakutan dan merasa bersalah kepada si bayi dan sang ibu yang harus dikurung di dalam menara karena kehilangan kewarasan-nya, dan para tetua berpikir bayi yang ditinggalkan di tengah hutan itu menjadi santapan penyihir, atau mungkin disantap hewan buas?
Tapi ada satu hal yang para Tetua tidak tahu, bahwa bayi tersebut tidak langsung lenyap seperti dugaan mereka.
Xan - sang penyihir, tidak mengerti. Setiap tahun, di waktu yang sama, ada seorang anak yang dibuang ibunya di tempat yang sama di tengah hutan.
Seperti biasa, Xan sudah menyiapkan bekal untuk membawa bayi yang dibuang menuju ke tempat yang lebih baik. Tempat di mana, bayi tersebut akan diterima dan dirawat dengan sepenuh hati.
Namun, untuk kali ini, entah mengapa perjalanan Xan terasa lebih berat. Biasanya hanya butuh waktu tiga setengah hari untuk mengantar bayi yang ditemukannya, dan kini sudah hari kesepuluh dan ia belum juga tiba di tempat yang ditujunya.
Bekal yang Xan siapkan untuk bayi itu sudah habis, sehingga membuat Xan terpaksa memberi makan cahaya bintang pada bayi tersebut. Sayangnya tidak ada rasa puas bagi bayi tersebut, hingga Xan tidak sadar sudah memberikan cahaya bulan lebih dari satu teguk. Di mana, cahaya bulan merupakan sihir.
Bayi itu sudah berusia lima tahun. Kekuatan sihir sudah terasa mengalir di dalam tubuhnya, dan kekuatannya sudah menjadi lima kali lipat dari kekuatan awalnya. Namun, tidak ada tanda-tanda anak yang diberi nama Luna tersebut bisa melakukan sihir. Hingga saat Xan mengajak Luna pergi, Xan dibuat kewalahan. Luna mengubah apa yang dilihatnya menjadi sesuai yng diinginkannya. Bahkan Luna tanpa sadar mengubah Glerk - monster yang juga teman Xan dan Luna, menjadi seekor kelinci.
"Menanam sihir dalam seorang anak sama saja dengan menaruh pedang di tangan anak kecil - kekuatan begitu besar dengan akal sehat yang sangat sedikit. ..." (hlm 35)
Dengan terpaksa, Xan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membuat Luna terlelap, membekukannya, dan membungkusnya seperti kepompong. Xan tidak sanggup mengajarkan sihir pada Luna yang masih berusia 5 tahun, di mana Luna masih impulsif.
Sayangnya, saat akhirnya Luna terbangun dan usianya sudah menginjak 12 tahun, Luna tidak ingat masa kecilnya. Setiap kata 'sihir' terucap, Luna akan di dalam fase pikirannya menjadi kosong. Bisa sekejap, satu jam atau bahkan setengah hari.
Apa yang terjadi sesungguhnya?
"Harapan adalah tunas-tunas pertama yang muncul di akhir musim dingin. Betapa keringnya mereka. Betapa mati tampaknya! Dan betapa dingin terasa di jemari kita! Tetapi tidak untuk waktu yang lama. Tunas-tunas itu membesat kemudian menjadi lengket, lalu membengkak, dan kemudian seluruh dunia menjadi hijau." (hlm 285)
Awalnya, aku sedikit kesulitan mencerna novel yang satu ini (bukan dalam arti yang sebenarnya loh yah 😁).
Dari segi bahasa dan penyampaiannya, otakku nggak sampai untuk langsung mengerti maksudnya. Tapi itu cuma sedikit di bagian awal sih. Selebihnya, aku menikmati sekali kisah di dalamnya. Kerennn 👍.
Menggunakan sudut pandang orang ketiga, setting tempat dan waktu dijelaskan dengan baik, tidak ada kesulitan untuk membayangkannya.
Alur bergerak maju dan jalan cerita terasa pas. Tidak terburu-buru juga tidak terlalu lambat.
Ide cerita fresh dan konfliknya tidak terlalu berat.
Novel dengan genre fantasi, yang mengangkat tema kehilangan, rasa bersalah, ketakutan, ketamakan yang membuat hancur, pengorbanan, rasa sayang luar biasa meski tanpa ikatan darah, dan berani untuk perubahan.
"Pengetahuan itu penuh kekuatan, tetapi akan menjadi kekuatan yang buruk jika ditimbun dan disembunyikan ..." (hlm 35)
The Girl Who Drank The Moon, selesai!