Jumat, 07 Desember 2018

Review Novel Voice - Ghyna Amanda

Voice - Ghyna Amanda



Judul : Voice
Penulis : Ghyna Amanda
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 192 hlm
2014

“... ada yang bisa kami bantu?” 

“Nggg... gini, Mas...” 

Dipanggil “Mas” lagi? Kalau bukan “Mas” ya “Om”, paling bagus “Bapak”. Serbasalah memang kalau punya suara kelewat ganteng. Tiap kali menerima telepon, Kirana pasti dikira laki-laki, padahal dia jelas cewek tulen.

Walau kadang membuat orang salah mengira, suara itu pula yang membawa Kirana memasuki industri yang tak pernah dibayangkannya: menjadi voice actor dan mengisi suara untuk karakter utama lelaki dalam cerita animasi. Entah ini termasuk kesempatan emas atau malah malapetaka, karena kemudian Kirana harus berpasangan dengan seorang cowok yang punya suara lembut dan bening bernama Akira.

Memang, Kirana dan Akira awalnya selalu berdebat, tapi akhirnya mereka bisa juga bersama-sama menyingkirkan batu sandungan dan menjadi voice actor yang dapat menghidupkan karakter dalam layar, walau dengan suara yang tertukar; Kirana dengan suara gantengnya, dan Akira dengan suara lembutnya.

♩♩♩♩♩



Awal memutuskan untuk beli buku ini, karena lihat blurbnya kok lucu sih. Dan aku mengharapkan akan adanya kisah cinta yang kuat di dalamnya.
Sayangnya itu semua hanya ekspektasi saya belaka. Maaf, karena saya pecinta kisah romance, novel ini cukup mengecewakan saya.
Tapi sebenarnya kalau mau ditelusuri, novel ini mengangkat kisah seorang gadis yang tidak sengaja bisa masuk ke dalam dunia voice actor. Hanya saja dengan segala sikap pesimis dan pikiran negatifmya menurutku.

Alur bergerak maju, jalan cerita tidak terburu-buru.
Setting tempat dan setting waktu cukup baik.
Ide cerita terbilang fresh menurutku karena mengangkat voice actor. Konfliknya seputar tokoh utama wanita dengan segala pikiran negatifnya menurutku.

Novel ini menunjukkan bahwa untuk meraih mimpi, kita tidak boleh mudah menyerah.
Jangan selalu melihat dari sisi negatif, terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu itu adalah kenyataannya.

Sekali lagi, semuanya itu masalah selera. Tapi karena aku pecinta romance, dan kurang menemukannya di dalam novel ini, jadi aku kurang puas aja gitu bacanya.

Voice, selesai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar