Minggu, 06 Mei 2018

Review Novel Voice In My Head - Lilian Chan

Voice in My Head - Lilian Chan


Haiii.. Kali ini aku kembali dengan novel asal negeri tetangga yang masih satu rumpun dengan Indonesia, yaitu Malaysia. Novel Malaysia ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Haru. Yuk intip dulu blurb nya. 

Judul : Voice In My Head
Penulis : Lilian Chan
Penerbit : Penerbit Haru (@penerbitharu )
Jumlah Halaman : 192 hlm
Cetakan Pertama, September 2017

Blurb:
Tessa Goh bermimpi untuj menjadi seorang penulis.

Namun, dia harus cukup bersyukur bisa menjadi seorang resepsionis di sebuah klinik kecantikan, melayani wanita-wanita kelas atas di Bangsar.
Dengan tempat kerja dan kolega yang baik, apalagi yang bisa dia minta?

Ah, mungkin dia bisa meminta seorang pemuda tampan, kaya, dan cerdas sebagai kekasih.
Aran Shankar memenuhi kritera itu.
Hanya saja, ada masalah dalam kepala Tessa.

Tessa mulai mendengar pikiran-pikiran orang lain, termasuk ibu Aran. Hal-hal yang jahat dan kejam.

Hanya saja, apakah itu benar-benar pikiran sang ibu?
Atau itu hanya suara di dalam kepalanya saja?

🔈🔈🔉🔈🔈

"Ah, anak yang malang, dia tidak punya teman. Apa yang salah dengannya? Kuharap dia tidak menjadi gila.." (hlm 10)

Tessa Goh - gadis keturunan Tionghoa-Malaysia, yang menutup diri karena kemampuan yang dimilikinya. Kemampuannya bukan seperti Roy yang sedang viral dengan penciumannya terhadap sesuatu yang gaib. (Bener gak sih ngetopnya beliau karena itu kan?) 

Saat berusia 12 tahun, Tessa tiba-tiba dapat mendengar pikiran orang lain dan orang pertama dapat didengarnya adalah Sandra, sahabatnya sendiri. Sakitnya tuh nyessss ketika tahu apa yang di bibir dan pikirannya berbeda. Hanya saja Tessa hanya bisa mendeteksi pikiran orang yang benar-benar jahat.

Kemampuannya itu membuat Tessa menjaga jarak dari orang-orang dan enggan terikat pada seseorang. Sampai akhirnya Tessa bertemu Aran Shankar - pria keturunan India, tampan, kaya dan cerdas. Tapi Tessa dapat mendengar pikiran Ibu Aran yang tidak menyukainya. Tapi apa benar itu pikiran sang ibu atau hanya ketakutan Tessa saja sehingga ia memikirkan segala sesuatu secara negatif?

"... Kenapa kau rela membuang sesuatu yang memberimu sedikit kebahagiaan?" (Hlm 126)


Pertama kali baca novel Malaysia dan pendapatku menarik. Disuguhkan dengan kultur yang berbeda dari yang biasa aku baca. Konfliknya sedikit menyinggung rasis yang memang tidak sedikit terjadi di dunia nyata. Tapi membaca ini rasanya ringan, mengingat tidak terlalu tebal juga. Alur bergerak maju dan ending-nya sedikit di luar dugaan. Jadi aku mebgharapkan extra part dari novel ini. 

Kelebihan novel ini : ada catatan kaki yang menjelaskan istilah yang digunakan di Malaysia dan makanan yang ada di dalamnya. Karena kulturnya berbeda jadi sedikit memberikan kesegaran untuk bacaanku, jadi menarik. 

Kelemahannya ada kebingungan saat membacanya. Disebutkan kalau Aran membeli kursi untuk taman rumahnya di Kalimantan. Lalu di halaman lain disebutkan di Serawak. Lalu berganti kembali jadi Kalimantan. Dan disebutkan untuk mengembangkan produk lokal (dalam hal ini berarti masih bagian dari Malaysia). Seharusnya ada kekonsistenan menyebutkan Serawak saja. Tapi kalau salah, tolong diralat. 

Novel ini bisa dinikmati dari usia remaja. Aku beli novel ini di Grobmart. Harga silahkan kalian cek sendiri yah. 

Voice in My Head, selesai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar