Rabu, 11 Juli 2018

Review Novel A Beautiful Mess - Rosi L. Simamora

A Beautiful Mess - Rosi L. Simamora


Selamat malam semua. Kali ini aku mau mereview buku yang aku dapat langsung dari penulisnya. Beruntung sekali diriku. Mari kita intip blurb nya terlebih dahulu.

Judul : A Beautiful Mess
Penulis : Rosi L. Simamora
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 336 hlm
Cetakan Kedua, Januari 2018

Sebuah rahasia kelam memaksa Freya, gadis manja dan “high maintenance”, meminta bantuan ayahnya, lalu dengan terpaksa menerima nasib menyingkir ke pulau terpencil.

Di sana ia harus bekerja, sesuatu yang tidak pernah dilakukan Freya seumur hidupnya. Dan siapa lagi yang mengawasi Freya kalau bukan Lian, pria tampan yang sepertinya membenci Freya sejak awal?

Namun Lian juga menyimpan rahasia. Dan diam-diam, ia menyadari sesuatu telah tumbuh. Cintakah? Tidak. Tidak. Jangan cinta!

Dan benarkah Freya telah berhasil meninggalkan masa lalunya? Ataukah… hantu masa lalu yang kelam namun teramat memikat itu akhirnya mengejar Freya hingga ke ujung dunia, dan ia selamanya takkan pernah lepas darinya? Takluk kembali pada satu-satunya laki-laki yang membuatnya begitu hidup, dan sekaligus mati?

Kisah ini bercerita tentang cinta. Dan nafsu. Tentang jatuh. Dan bangkit. Tentang luka dan rasa takut. Dan bagaimana menaklukkannya.

❦❦❦❦❦

"You always be my favourite faded fantasy. Yes, you."
Sudah baca blurb-nya? Ada pria tampan dan di pulau terpencil. Hmmm.. Kira-kira apa yang bakal terjadi di antara mereka berdua yah?

Sebelum kita bahas sedikit jalan cerita di dalamnya, maka aku akan membahas sedikit mengenai beberapa karakter yang ada di dalamnya dan aku memilih tiga karakter saja

- Freya, gadis manja, high maintenance. Hobi menghamburkan uang. Gadis yang hanya menyadari dan memanfaatkan pesona dirinya untuk menaklukan pria. Terkadang fokusnya suka teralih yang berkaitan dengan 'libido'.
Freya dikirim ke pulau terpencil oleh sang ayah dan bertemu dengan Lian yang ditugaskan untuk mengawasinya.
"Mungkin hidupnya terlalu menyedihkan untuk dibumbui sedikit senyum. Atau bibirnya itu sebenarnya hanya tato! Atau sulaman! Atau mungkin dia sudah dikutuk bakal mati kalau tersenyum."
Begitulah pendapat Freya saat melihat sosok yang bernama Lian ini.

- Lian, pemuda kota kecil berjiwa sederhana, tidak pandai bersosialisasi, kaku. Menyimpan rahasia berkaitan dengan sosok Freya. Lian juga Pariban Freya.

*Psst, Pariban itu sebutan dalam suku Batak untuk hubungan sepupu bisa kawin.

- Patar, masih memiliki hubungan kerabat dengan Freya dan juga Lian. Seorang Don Juan. Kebalikannya Lian. Kalau Lian air maka Patar adalah minyak. Kalau Lian bersih maka Patar kotor. Kalau Lian Anak Tuhan maka Patar Anak Iblis. Patar ini ibaratkan Freya versi prianya. Patar sepertinya tertantang untuk menaklukan Freya.



Dering telponmu membuatku tersenyum di pagi hari, kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi.

Sayangnya, tidak seperti lagu RAN itu, telepon Lian berdering di tengah malam. Dan yang pasti juga bukan dari kekasihnya karena Lian jomblo a.k.a single.

Lian agak tidak menyukai telepon di tengah malam karena menurutnya, biasa telepon di tengah malam itu membawa kabar sakit atau meninggal.

Kira-kira siapa yang telepon yah?
a. Mamak
b. Mamak minta pulsa
c. Anak yang menangis karena ditangkap polisi
d. Anak yang menangis karena mengalami kecelakaan
😂😂😂

Jawabannya tidak ada di pilihan ding. Tulang Richard-bapak Freya lah yang menelpon, meminta Lian untuk mengawasi Freya yang akan dikirimnya ke resor dan diminta untuk memperlakukannya seperti karyawan yang lainnya.

Tentu saja Lian merasa terkejut dengan permintaan pamannya itu. Masih jelas dalam benak Lian bagaimana manja, high maintenance -nya Freya mengingat mereka dari keluarga berada. Tiba-tiba sang paman mengatakan akan mengirimnya ke resort dan memperklakukannya sebagai karyawan. Di satu sisi, ia merasa tidak nyaman harus bertemu dan berurusan dengan Freya.
"Aku butuh terhubung dengan dunia, Lian."
Provider yang digunakan Freya, sebut saja XL sepertinya sulit untuk memperoleh signal di tempat baru itu. Freya dikirim oleh sang ayah ke Timika. Freya ingin berkomunikasi dengan dunia luar termasuk mencari tahu apakah si mantan masih berusaha untuk mencarinya. Freya gagal move on ternyata saudara-saudara.

Berdasarkan informasi dari Lian, untuk mendapat sinyal terbaik, harus berdiri di atas panggung kecil yang disediakan di bawah pohon yang ada di dekat resort. Freya semakin frustasi.



Menghadapi Freya dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Dikirim ke daerah terpencil, pikirannya sudah negatif. Masa bapaknya dituduh hendak membunuhnya? 😔
Lupa memberi tahu bahwa harus minum obat anti malaria, juga marah sama si bapak. Yang kena imbasnya justru Lian yang jadi pihak penyampai pesan.
Job desc diberikan juga marah lagi. Sampai Lian menganggap Freya drama queen.

Di saat Freya bete sama job desc yang diterimanya, tiba-tiba munculah Patar yang datang tak dijemput pulang tak diantar. Eh itu mah Jailangkung yah.😂

Patar, yang juga bisa dibilang mantan cinta monyet Freya itu, melempar rayuan seperti biasa merayu perempuan lainnya. Begitu pula dengan Freya yang menanggapi flirting dari Patar dengan memberikan flirting ala Freya. Menurut Freya hanya untuk bersenang-senang. Sayangnya, pada akhirnya Patar pakai hati. Cinta tak berbalas, eh dia ngamuk 😔 Laki tuh?
"The human heart is the only thing in this worldd that weighs more when it's broken." - Michael Xavier (hlm 210)
Masa lalu Freya alias si mantan yang selama ini membayangi juga muncul kembali. Bersama terkuaknya rahasia terdalam Freya bersama sang mantan. Di satu sisi terkuak bahwa cinta pertama Lian adalah Freya, tapi beberapa tahun yang lalu juga ada suatu hal yang membuat Lian membenci Freya. Apa Freya pada akhirnya gagal move on? Apakah Lian semakin membenci Freya atau justru ketakutannya untuk jatuh cinta pada Freya kembali terjadi?

"Tidakkah kamu lihat? Aku punya api dalam diriku ini, yang akan setia menerangi langkahmu, agar kamu selalu dapat menemukan jalanmu kembali, kepada cahaya. Kepada matahari. Kepadaku." (hlm 330)

Mengambil setting tempat di Timika dan juga mengangkat kultur budaya di sana, penulis berhasil menggambarkannya dengan baik. Selain itu, juga mengangkat kultur budaya Batak. Nah, seru kan? Dua kultur yang jarang diangkat menurutku.



✔️Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang pertama dari dua tokoh utama yakni Freya dan Lian.
✔️Alur bergerak maju mundur, setting waktu dijelaskan dengan baik, jadi gak pusing bacanya.
Setting tempat di Timika, namun tidak terlalu dieksplor.
✔️Dari segi ide cerita sih fresh menurutku, ada kultur suku Batak dimasukkan ke dalamnya, ada juga kultur budaya masyarakat di Timika dan kondisi masyarakat di sana digambarkan dengan baik oleh penulis.
✔️Aku suka dengan tata bahasa dan cara penulisannya
✔️Tampilan Lay out cantik
✔️ada catatan kecil yang menjelaskan istilah dalam bahasa Batak yang digunakan.
✔️Ada sedikit selipan kisah dalam alkitab yang dimasukkan
✔️Ada pesan moral yang ingin disampaikan penulis untuk menilai diri kita sendiri itu beharga, jangan takut dan memikirkan segala penilaian orang lain tentang diri kita.
✔️'Tak kenal maka tak sayang.'
Istilah ini rasanya tepat sekali untuk menggambarkan novel yang satu ini.
*Awalnya aku merasa berat membaca di beberapa halaman awal. Rasanya berat saja membacanya. TAPI... Ada tapinya nih. Seiring aku bacanya, aku malah suka sekali dengan novel yang satu ini. Dan kak Rosi otomatis jadi salah satu penulis favoritku.
*Kita tidak bisa menilai orang lain hanya dari apa yang kita lihat. 
✔️Konflik bisa dibilang berat, bukan hanya kisah cinta tapi penilaian atas diri sendiri, konflik dengan orang tua.

Novel ini direkomendasikan untuk 21+. Mohon kebijaksanaannya dalam memilih bacaan.

Terima kasih untuk kak Rosi Simamora yang sudah memberikan kesempatan untuk bisa menikmati kisah Freya dengan segala permasalahan yang dihadapinya.
"She's delight fully chaotic; a beautiful mess. Loving her is a splendid adventure." - Steve Maraboli.
A Beautiful Mess, selesai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar